Sabtu, 30 Juni 2018

TKI Jember Tewas di Malaysia, Keluar Cairan Mirip Lumpur dari Hidung, Kekhawatiran Keluarga Terbukti


Bupati Jember dr Faida MMR dibuat geregetan karena tidak kunjung kelarnya proses pemulangan jenazah Amintyas Wahyuni (30) TKI ilegal asal Dusun Sumuran Desa Klompangan Ajung Jember.

Bupati Faida akhirnya berinisiatif sendiri untuk pulangkan jenazah Amintyas ke Kuala Lumpur Malaysia ke tanah air pada Senin malam (11/6/2018).

"Alhamdulilah, siang ini saya sudah sampai di RS Kuala Lumpur Malaysia. Pembayaran kekurangan biaya rumah sakit yang terkena musibah atas nama Amintyas Wahyudi (30), warga Dusun Sumuran, Desa Klompangan, Kecamatan Ajung sudah dilakukan," terang Faida ketika dikonfirmasi, Selasa (12/6/2018).


Amintyas selama perawatan di rumah sakit menelan biaya 15 ribu RM (Ringgit Malaysia), kemudia turun menjadi 7000 RM. Donatur dari Kemenaker mengucurkan dana sebesar 1500 RM dan sisanya dipenuhi oleh pihak Pemerintah Kabupaten Jember sebesar 5500 RM.

"Biaya rumah sakit yang harus di keluarkan 15.000 RM (Ringgit Malaysia) dan turun menjadi 7000 RM, kemudian dapat bantuan dari donatur Kemenaker sebesar 1.500 RM dan sisanya dicover Pemkab Jember sebesar 5.500 M," tambah Faida.

Diketahui bahwa Jenazah Amintyas sudah tertahan di rumah sakit 14 hari lebih, pihak keluarga tidak bisa membayar biaya pengobatan sebesar itu.

"Setelah proses pelunasan pembayaran ini,kita akan urus pemulangan jenasah ke Jember. Insya Allah malam ini kembali ke tanah air," tandasnya.

Bupati berpesan agar kejadian ini tidak terulang, dan sebaiknya mendaftarkan diri ke Disnakertrans bilamana akan bekerja ke luar negeri.

“Ambil hikmahnya dari kejadian ini, dan kami menghimbau kepada warga Jember yang menjadi TKI untuk segera mendaftarkan diri ke Disnakertrans hal ini agar bisa dicatat dan terurus segala kelengkapannya, karena musibah datang tidak ada yang bisa menolak,” pungkas Bupati.

Sebagai informasi, Amintyas Wahyudi adalah warga Dusun Sumuran, Desa Klompangan, Kecamatan Ajung Jember yang tewas setelah dikabarkan mengidap serangan virus.

Setelah mengalami proses yang cukup rumit untuk pemulangan ke tanah air.

Akhirnya jenazah Amintyas Wahyudi TKI yang meninggal karena sakit di Malaysia, tiba di rumah duka di daerah Gang Vanili Talangsari Kecamatan Kaliwates, Selasa (13/6/2018) saat jelang buka puasa.

Tangis duka seketika membara saat setelah sirine ambulan pengangkut jenazah Amintyas tiba.

Tangis semakin haru oleh sanak keluarga, sahabat, tetangga dan handai taulan almarhum, ketika peti jenazah diusung ke dalam rumah duka yang sore itu penuh dengan

Istri almarhum dan kedua anaknya, serta sang ibu juga nampak tak kuasa menahan kesedihan kepergian almarhum, dengan memeluk peti jenazah.

“Alhamdulillah, berkat perjuangan dan doa. Ya Allah, saya terimakasih anak saya ada yang menolong. Terimakasih, semoga kebaikan dibalas oleh Allah,” ucap Misti, ibu kandung almarhum Amintyas.

Misti mengaku, dari dalam lubuk hati yang paling dalam sebenarnya tidak rela anak pertamanya itu merantau ke Malaysia sejak berangkat sekitar 4 bulan lalu.

“Saya itu jujur dari lubuk hari paling dalam sebenarnya tidak rela dia ke Malaysia, karena di sini sudah ada pekerjaan tinggal duduk dan menunggu pembeli. Bulan lalu sempat video call, dia baik-baik saja, namun kemudian temannya mengabari kalau anak saya kritis dan harus dirawat di rumah sakit,” tuturnya.

Almarhmum di Malaysia bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah kantor perusahaan.

Kemudian oleh keluarga di rumah Jember diberikan doa sambil video call dan dikirim doa agar sehat bersama seorang kyai.

“Saat itu video call dan dikirim doa, dia disana sempat muntah seperti berupa lumpur, habis itu linglung. Beberapa hari lagi juga keluar seperti lumpur lewat hidungnya, padahal saat diperiksa dokter di rumah sakit tidak apa-apa, jantungnya sehat,” ujarnya.

Sepekan almarhum dirawat di rumah sakit Kuala Lumpur Malaysia kondisi kesehatan makin memburuk dan kritis.

Setelah Amintyas menghembuskan nafas terakhir.

Sehingga, kini semua kekhawatiran Amintyas pun terbukti

“Tanggal 27 Mei tidak ada umurnya, kami bersedih dan bingung harus bagaimana agar jenazah bisa sampai Jember,” ujarnya.

Selama bekerja di Malaysia, almarhum merupakan seorang ayah yang baik dan mengirim nafkah tiap bulan. Bahkan hutang untuk berangkat ke Malaysia juga sudah terlunasi. Jenazah Amintyas sebelumnya dalam pemulangan ke Jember dibantu langsung oleh Bupati Faida serta sejumlah pihak.

“Kami meminta camat dan kepala desa untuk mendata warga jember yang menjadi TKI yang terdaftar maupun yang belum terdaftar, khusus yang belum terdaftar untuk diproses menjadi TKI yang terdaftar sehingga dapat menerima haknya bila ada musibah,” terang Bupati Faida.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.