Rabu, 20 Juni 2018

Pengakuan Penari Jaran Eblek Tentang Kerasukan dan Makan Pecahan Kaca


Sejumlah orang memegangi tubuh Rohman Silahuddin yang meronta-ronta sambil memegangi sebuah kuda lumping.

Mimik wajah Rohman tampak aneh.


Matanya melotot, mirip ekspresi orang marah.

"Dia kesurupan roh halus. Itu biasa kalau kami pentas. Tiap penari memiliki roh dalam, yang dapat merasuki tubuh saat menarikan Jaran Eblek," kata Ketua Kelompok Tari Jaran Eblek Tri Tunggal, Sudaryono, kepada Tribunjateng.com.

Kelompok tari asal Kebumen itu mementaskan Jaran Eblek di Desa Kedung Winangun, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, Selasa (19/6/2018).

Acara mulai pukul 09.00 hingga jelang petang.

Suara tabuhan gamelan dan tembang jawa riuh terdengar mengiringi pentas itu.

Acara itu diselenggarakan tim pemenangan Ganjar-Yasin.

Sejurus kemudian, Rohman tampak sudah sadar.

Dia berdiri sambil beberapa kali meludah.

Pemuda desa setempat itu tak sadar sudah memakan kemenyan dan beling dari pecahan botol kaca.

"Saat kerasukan rasanya seperti sedang bermimpi jalan. Suasana sepi, sunyi. Saya tidak melihat sosok yang merasuki," ungkap Rohman.

Bagaimana dengan pecahan kaca yang sempat termakan?

Rohman menjawab material tersebut seakan menjadi air di dalam tubuh.

"Jadi aman. Saya tidak pernah merasa sakit setelah memakan kaca. Sudah berulang kali ikut menarikan Jaran Eblek ini," ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.