Sabtu, 30 Juni 2018

Inilah Sindikat Jambret Terbesar di Jakarta, Tenda Oranye, Satu Korbannya Adalah Dirjen PUPR


Inilah sindikat jambret terbesar di Jakarta. Namanya Tenda Oranye, yang bermarkas di Teluk Gong, Jakarta Utara.

Keberadaan sindikat ini terungkap saat polisi mengejar pelaku penjambretan terhadap Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarief Burhanudin yang terjadi di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, pada Minggu (24/6/2018) lalu.

Pelakunya adalah anggota sindikat Tenda Orange bernama Frangky (F) dan Agustina (A)


Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengatakan, ada dua pelaku dalam kasus tersebut adalah A dan F.

A ditangkap di rumahnya di kawasan Teluk Gong pada Jumat (29/6/2018). Adapun F tewas ditembak polisi karena melawan saat hendak ditangkap.

Kepada polisi, A mengaku peristiwa Minggu lalu merupakan penjambretan pertama yang pernah dilakukan. Sementara, Hengki menyebut F seorang residivis yang sudah empat kali bolak-balik masuk penjara.

“Tersangka inisial F adalah residivis kasus curas (pencurian dan kekerasan) dan curanmor (pencurian kendaraan bermotor),” kata Hengki dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (29/6/2018) siang.

Hengki menuturkan, pada hari kejadian A dan F telah berkeliling kawasan Kota Tua dan Glodok sejak pukul 7.30 WIB guna mencari mangsanya.

Mereka bertemu dengan Syarief yang tengah bersepeda sendiri dan menjambretnya pada pukul 08.00 WIB.

Kepada polisi, A mengatakan F menyuruhnya menjambret Syarief karena melihat iPhone yang tersimpan di kantung belakang celana Syarief.

F yang menjambret handphone itu rupanya mendapat perlawanan dari Syarief. Namun, perlawanan yang diberikan Syarief justru membuatnya terjatuh dan mengalami luka serius.

"Korban menarik jaket saya terus ban depannya kena standar motor bang, jatoh bang. Kasian bang cuma mau gimana yang bawa motor bukan saya," kata A di depan wartawan.

Sindikat

Hengki menuturkan, penangkapan terhadap A membuka tabir mengenai adanya sindikat penjambret yang disebut bernama Tenda Oranye.

Nama sindikat jambret ini diambil dari nama tempat billiar, di mana anggotanya berkumpul dan jadi semacam markas. 

A dan F pun tercatat sebagai anggota dari sindikat yang disebut bermarkas di kawasan Teluk Gong itu.

Seperti F, anggota yang tergabung dalam sindikat Tenda Oranye umumnya berstatus sebagai residivis.

Adapun modus yang digunakan oleh sindikat itu adalah menjambret korban dengan mengendarai satu unit sepeda motor atau lebih.

“Misalnya modus empat motor, korbannya naik bajaj, memepet dari kanan kiri dan belakang bayang-bayangi agar kalau ada yang mengejar, terhalau. Makanya modusnya pepet rampas," kata Hengki.

Hengki mengatakan, setiap kelompok penjambret yang tergabung dalam sindikat Tenda Oranye dapat melakukan aksi penjambretan hingga lima kali sehari.

Setelah melakukan aksinya di berbagai wilayah di sekitar Jakarta, mereka biasanya akan berkumpul di markasnya guna menyerahkan hasil jambretannya,

Selain A, Hengki menyebut polisi sudah berhasil meringkus lima kelompok penjambret lainnya yang tergabung dalam Tenda Oranye.

Ia juga mengklaim bahwa polisi telah mengantongi identitas pemimpin sindikat tersebut.

"Big bosnya inisial N, residivis juga. Rumahnya banyak betul, makanya kita cari," kata Hengki.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.