Jumat, 13 April 2018

Setelah Heboh Puisi Sukmawati, Susi Pudjiastuti Juga Berpuisi: Nenek Moyang Kami Penakluk Lautan


Beberapa pekan lalu, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan puisi kontoversial putri Presiden Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri.

Puisi berjudul "Ibu Indonesia" itu membuat geger lantaran isinya yang disebut-sebut mengandung SARA, serta menyinggung umat muslim.

Sukmawati membacakan puisinya pada pagelaran Indonesia Fashion Week, Kamis (29/3/2018) lalu.

Putri presiden pertama RI tersebut menghadiri peragaan busana sekalogus perayaan 29 tahun Anne Avanti Berkarya "Sekarayu Sriwedari".

Tak hanya Sukmawati, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti pun hadir dalam pagelaran itu.

Susi didaulat menjadi model memperagakan kebaya rancangan desainer Anne Avantie.
Bak seorang model, Susi berlenggak-lenggok di atas catwalk.

Pada kesempatan itu, Susi mengenakan kebaya merah dan kain batik dengan belahan di bagian tengahnya.

Dilengkapi dengan selendang berwarna hijau, semakin menambah apiknya penampilan sang menteri.


Saat putri Proklamator Indonesia tersebut membacakan puisi, Susi terlihat di jajaran bangku penonton.

Menteri Kelautan dan Perikanan itu duduk di samping desainer Anne Avantie.
Yang menjadi perbincangan adalah ekspresi dan reaksi Susi Pudjiastuti setelah Sukmawati Soekarnoputri membacakan puisi.

Di antara penonton yang betepuk tangan, Susi Pudjiastuti bergeming.
Tangannya disimpan pada pangkuannya.

Susi Pudjiastuti yang mengenakan kebaya berwarna merah dan rambutnya yang ditata sanggul itu hanya menatap.
Ekspresi wajahnya tidak terbaca.

Entah apa yang ada dalam benaknya setelah mendengar puisi tersebut.
Reaksi Susi Pudjiastuti pada acara tersebut menjadi viral setelah video reaksinya tersebar dunia maya.

Susi Pudjiastuti Berpuisi

Berpuisi nampaknya menjadi persembahan favorit dalam berbagai kesempatan acara.
Baru-baru ini, Susi Pudjiastuti turut mempersembahkan puisi karyanya dalam kegiatan penghargaan.

Pada Selasa (10/4/2018) lalu, Susi Pudjiastuti didaulat menjadi salah satu tokoh yang dianugerahkan sebagai "Tokoh Perubahan 2017 Republika".

Puisi yang dibawakannya dalam kesempatan itu dibacakan dihadapan tokoh-tokoh lainnya seperti, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Ustaz Abdul Somad, serta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Puisi yang lebih terdengar seperti pantun itu diunggah oleh Youtube Channel Fosil Tv dengan judul "TAK MAUI KALAH - Setelah Puisi Sukmawati - Kini Giliran Ibu Susi Berpuisi".

Di atas panggung, menteri Susi tampil sederhana dengan rambut disenggul, serta mengenakan pakaian hitam ditambah selendang bercorak batik yang membuatnya lebih berwarna.

Setelah diunggah pada 11 April 2018, video ini telah disaksikan lebih dari 3000 kali, serta mendapat perhatian warganet.

Berikut isinya:

"Hidup tak perlu ketakutan
Sumber daya tiada habisnya
Tempuh hidup dengan semangat
Semangat juang tiada akhir
Tanpa lautan kita sekarat
Bagaikan ikan kehilangan Air
Bila engkau memancing belut
Pancinglah pula ikan nila
Bangsa yang mampu taklukkan laut
Mereka berhak kuasai dunia
Beli beras di kota Kerawang
Ke Pangandaran kita beli ikan
Bangsa Indonesia setegar karang
Asal semua jaga persatuan
Langit mendung berwarna hitam
Pertanda sebentar lagi turun hujan
Hai asing, jangan macam-macam
Nenek moyang kami penakluk lautan
Ikan pari makin langka
Tak bisa dipelihara dalam selokan
Mari jaga laut kita
Yang bandel, saya tenggelamkan"

Sontak saja puisi tersebut mendapat sambutan dan riuhnya tepuk tangan dari bangku penonton.

Melihat penampilan dan puisi yang dibacakan Susi, warganet pun turut berkomentar.

Virman Aldhany Ibu Susiii Kerennnnn FullRajja Kara
wang Keren... Makin ngefens sm bu susi..
Raani Raani Subhanalloh smg bu Sssy sll dlm Lindungan Alloh
Nurhayati Cahaya Wowow...masya ALLAH sungguh indah puisinya...semangat Bu Susi..
Salam dari Hong Kong. Smg sll sehat wal afiat.


Salidin Idin pantun puisi buk susi memang mantap, tenggelamkan si bandel sukmawati
Alvi SyauqiIni mah bukan berpuisi tp berpantun..
susan Day Mantap lah Ibu Menteri yang satu ini...luph u Ibu Susi
Boyya Bastian Mantaaap

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.