Sabtu, 14 April 2018

6 Fakta Keseharian Pembunuh Pensiunan TNI AL


Polres Jakarta Selatan menangkap Supriyanto (20) yang diduga merampok dan membunuh pensiunan TNI AL, Hunaedi (83) di Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Supriyanto ternyata diciduk di salah satu kosan rekan sejawat di Jalan Haji Muslim Nomor 15 RT 13/01, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018) dini hari.

Kosan sejawat Supriyanto berwarna dasar biru.
Terdapat dua lantai, delapan kontrakan di lantai dasar, dan sembilan kosan di lantai dua.

TribunJakarta.com menguktip Tribunnews.com, merangkum fakta-fakta seputar keseharian pelaku:

1. Berkelahi dipicu motif asmara


Menurut keterangan salah satu pengontrak di kawasan tersebut, Hengky (53), ia mendengar suara keributan dari lantai dua. Suatu keributan yang berujung Supriyanto terciduk.

"Duk, duk, duk, terdengar keributan dari atas," ceritanya di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018).

Penuturan Hengky, Supriyanto terlibat dalam keributan bermotif asmara.
Keributan antar pacar teman Supriyanto, dengan mantan pacar teman.

"Mungkin karena mantan pacar tak terima dipukul, dilaporkan ke polisi," ujar Hengky.
Tak lama kemudian, sekira delapan anggota kepolisian datang ke tempat tersebut. 

Mengamankan beberapa orang, termasuk Supriyanto. Mereka diperiksa sebagai saksi.
"Ada sepuluh orang yang dibawa, sama si Kiray itu (Supriyanto, -red)," ujarnya. Hengky tak mengetahui kelanjutan cerita saat Supriyanto dibawa Polisi.

Sementara itu, penuturan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar saat rilis kasus pembunuhan Purnawirawan TNI AL, Kamis (12/4/2018), Supriyanto dibawa ke Polsek Cilandak.

Tersangka yang sehari-hari sebagai tukang parkir liar itu, kemudian dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan, karena memiliki ciri-ciri serupa dengan pelaku pembunuhan Hunaedi, ditelisik dari tato motif tribal di kedua tangannya.

"Setelah dilakukan pemeriksaan, akhirnya yang bersangkutan mengaku walaupun awalnya masih sedikit mengelak, tapi dengan sampaikan beberapa petunjuk dan fakta yang ditemukan akhirnya yang bersangkutan berterus terang, ujarnya.

2. Kerap berjalan dipengaruhi alkohol


Supriyanto (20) kerap mendatangi salah satu kosan yang ditempati kekasihnya, Ida, di Jalan Haji Muslim, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Tersangka kasus perampokan dan pembunuhan terhadap Purnawirawan TNI AL, Hunaedi (83), kerap datang ke kosan Ida.
Saban malam, ia datang dengan berjalan gontai.

Berdasarkan penuturan warga sekitar, Hengky (53), ia kerap melihat Supriyanto alias Kiray jalan dalam pengaruh alkohol.

"Saya suka lihat dia pulang malam dalam kondisi gontai, mungkin karena mabuk," ujar Hengky di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018).

Supriyanto berpakaian selayaknya anak muda biasa.
Ia mengenakan baju, celana jins, dan sepatu.

Hengky menerangkan, kerap melihat Supriyanto berjalan tak pernah lurus ke depan, seringnya terhuyung-huyung.
Hengky sempat menegur Supriyanto.

"Emang tanahnya tidak rata?," ucap Hengky menirukan saat dia menegur Supriyanto.
Hengky mengaku jarang berkomunikasi dengan Supriyanto.

Katanya, hanya sebatas 'say helo'. Sebab, Hengky mengontrak di lantai dasar.
Sementara rekan sejawat Supriyanto ngekos di lantai dua, Jalan Haji Muslim Nomor 15, RT 13/01, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

"Yang mengontrak ini, sebenarnya temannya. Dia di sini cuma suka main saja," ujar Hengky.

Supriyanto memang suka datang ke kosan rekannya. Berkumpul seraya menenggak minuman keras, "Kadang suka rame dan berisik memang," ujarnya.

3. Suasana kos sepi


Kos-kosan yang kerap didatangi Supriyanto (20), pelaku perampokan dan pembunuhan terhadap pensiunan TNI AL, Hunaedi (83), terpantau sepi tak berpenghuni.

Supriyanto kerap mendatangi kos-kosan rekan sejawat di Jalan Haji Muslim Nomor 15 RT 13/01, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Di lantai dua lokasi itu, ia kerap berkumpul seraya bermabuk-mabukan.
Kini, kos-kosan itu terlihat sepi.

Tak hanya kosan yang ditinggali oleh rekan-rekan Supriyanto, namun penghuni di sekeliling kos-kosan itu, tak lagi terlihat.

Terdapat total 17 pintu di kos-kosan tersebut.
Supriyanto kerap bertamu di kos nomor tiga.

Di sana, ia kerap bersemayam. Hengky (53), melihat saban malam, Supriyanto atau kerap disapa Kiray, datang dengan terhuyung-huyung.

"Yang mengontrak ini, sebenarnya temannya. Dia di sini cuma suka main saja," ujar Hengky di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018).

Supriyanto alias Kiray kerap berkumpul di lokasi itu.
Terkadang mengganggu ketenangan penghuni lain.

Ia nongkrong bersama kekasih, dan dua rekan sejawat lainnya.
"Dia kan' suka sama pacarnya juga di atas, jadi kadang berempat. Perempuan dua, laki-laki dua, salah satunya Kiray itu," ujar Hengky.

Hengky sempat melihat Kiray bersama rekan-rekannya diciduk pihak kepolisian pada Kamis (12/4/2018) dini hari.

Saat itu, yang ia ketahui, mereka dibawa karena terlibat keributan bermotif asmara.
Hengky terkejut, begitu tahu Kiray merupakan pelakaku perampokan dan pembunuhan terhadap Purnawirawan TNI AL, Hunaedi.
Kos-kosan yang biasa ramai, kini sepi.

"Pasca kejadian penangkapan itu, di atas jadi lebih sepi karena mungkin masih pada takut kali ya tak mau berurusan sama polisi meski jadi saksi," ujarnya.

4. Indekos Tempat Pelaku Nongkrong Baru Ditempati Dua Minggu


Indekos yang kerap disambangi Supriyanto (20), pelaku perampokan dan pembunuhan terhadap Purnawirawan TNI AL, Hunaedi (83), baru ditempati dua Minggu.

Indekos yang disewa rekan sejawat Supriyanto berada di Jalan Haji Muslim Nomor 15 RT 13 /01, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Ia kerap nongkrong di kosan tersebut.

Pemilik kosan, Lukman (55), kaget begitu tahu pelaku perampokan dan pembunuhan kerap datang ke kosan.

Menurut Lukman, yang menyewa tempatnya adalah seorang pria berusia 20 tahun.
Namun, bukan Supriyanto.

"Dia itu bukan pengontrak di situ. Yang mengontrak itu temannya. Cowok memang," ujar Lukman di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018).

Lukman menegaskan, ia selalu mengingatkan secara lisan kepada seluruh penyewa tak diperkenankan mengonsumsi narkotika dan obat-obatan.
Apalagi, melakukan tindak kriminal.

"Saya juga pusing, bukan pengontrak di sini, hanya main, tapi malah kontrakan itu jadi kena imbas negatifnya," ujar Lukman.

Lukman menerangkan, rekan sejawat Supriyanto merupakan penghuni baru di kontrakan miliknya.

Di tempat dengan harga sewa satu bulan Rp 600 ribu, ucapnya, rekan Supriyanto tinggal tak sampai satu bulan.
"Orang baru itu. Dia juga baru dua Minggu," ujarnya.

5. Harga Sewa Indekos Rp 600 Ribu Per Bulan

Supriyanto (20), pelaku perampokan dan pembunuhan terhadap Purnawirawan TNI AL, Hunaedi (83), sempat mengaku uang hasil rampokan untuk bayar indekos.

Pemilik indekos, Lukman (55), menerangkan terdapat 17 unit kontrakan yang disewakan di Jalan Haji Muslim Nomor 15 RT 13 /01, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Delapan unit di lantai dasar disewakan dengan harga Rp 900 ribu.
Sedangkan sembilan unit di lantai dua disewakan dengan harga Rp 600 ribu.
Supriyanto alias Kiray kerap menyambangi lantai dua, tempat rekan sejawatnya sewa indekos.

"Di atas Rp 600 ribu, tapi yang mengontrak itu kan' temannya. Cowok memang," ujar Lukman di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018).

Lukman menerangkan, telah menerapkan beberapa aturan di kontrakan.
Yakni, tak diperkenankan mengonsumi narkotika dan obat-obatan, tak melakukan 

tindakan kriminal, serta membuat kegaduhan yang mengganggu ketenangan penghuni lain.

"Saya juga pernah usir pengontrak karena dia suka ribut-ribut," ujarnya.
Lukman tak tahu menahu soal seluk beluk Supriyanto.

Sebab, penyewa kontrakan atas nama rekan sejawat pelaku pembunuhan tersebut.
Ia pun merasa dirugikan, karena ada kasus Supriyanto yang menyeret nama kontrakan.

"Eh tak tahunya dia suka bawa teman, suka berisik, dan malah sampai seperti itu," ujarnya.

Bahkan, Lukman menegaskan, tak pernah bertemu dengan Supriyanto.
Hanya saja, mendapat aduan dari penghuni lain, karena di lantai dua tempat -- rekan 

Supriyanto mengontrak -- kerap membuat kegaduhan.
"Temannya itu, juga belum lama ngontrak. Paling baru dua Minggu," ujar Lukman.

6. Pemilik kontrakan bakal usir rekan Supriyanto


Lukman (55), pemilik kontrakan akan usir rekan sejawat Supriyanto (20), pelaku pembunuhan terhadap Purnawirawan TNI AL, Hunaedi (83).

Lukman mengaku kaget, Supriyanto kerap mendatangi indekos miliknya.
Ia mengatakan, bahwa yang menyewa bukan lah atas nama Supriyanto.

"Yang ngontrak itu, temannya," ujar Lukman di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018).

Biaya mengontrak rekan sejawat Supriyanto seharga Rp 600 ribu per bulan.
Ia baru menyewa selama dua Minggu.

Memang, ucap Lukman, dia kerap mendapat aduan warga, bahwa di lantai dua -- tempat Supriyanto nongkrong -- kerap menimbulkan kegaduhan.
Terdapat 17 unit kontrakan yang disewakan.

Lantai dasar delapan kontrakan, sedangkan di lantai dua terdapat sembilan indekos.
Warna cat lantai dasar kontrakan bervariasi, biru, putih, dan hijau.

Sedangkan, di lantai dua berwarna dasar biru.
Pelbagai profesi menjadi penghuni kontrakan.

Semisal, karyawan rumah sakit, toko kelontong, tempat makan, pengemudi ojek daring, dan karyawan mini market.

Pasca penangkapan terhadap Supriyanto, ucap Lukman, ia akan mengusir rekan Supriyanto dari kontrakan.

April adalah bulan terakhir Lukman memperkenankan rekan Supriyanto alias Kiray bersemayam.

"Karena adanya ini, saya tak mau lagi dong perpanjang kontrakan dia, biar saja lah dia pergi, daripada makin kena imbas jeleknya juga," ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.