Sabtu, 07 Juli 2018

Debt Collector Ganas, Wanita Pengendara Motor Matic Ini Diculik dan Dilecehkan Pria Berbadan Tegap


Ulah sejumlah pria berbadan tegap, perwakilan perusahaan finance terhadap seorang wanita sungguh tak pantas dan bikin geram.  

Selain memaksa pengambilan sepeda motor dengan kekerasan, korbannya pun disekal dan dilecehkan.

Seorang ibu (42) tak berhenti menangis histeris sembari memeluk erat anak kandungnya (14) di depan rumah toko (ruko) sebuah perusahaan finance, Jumat (6/7/2018) di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.


Diduga, putrinya menjadi korban penculikan dengan disertai pelecehan seksual yang dilakukan sejumlah debt collector, usai sepeda motor yang dibawa putrinya dirampas.

Diketahui, awal mula kejadian itu, ketika anak tercinta korban melintas dengan mengendarai sepeda motor jenis matic di wilayah Palmerah, Jakarta Barat.

Saat di jalan, korban tak menyadari jika ada beberapa debt collector yang sudah mengintainya dari kejauhan.


Motor yang dikendarai korban secara mendadak diberhentikan oleh sejumlah debt collector, di jalan.

Korban merinding ketakutan dan menangis saat sepeda motor matiknya kala itu dirampas oleh sejumlah pria berbadan tegap, diketahui berprofesi sebagai debt collector.

Korban sempat ditanya-tanya oleh para debt collector itu.

Tapi, karena tangisan korban sempat menarik perhatian warga sekitar, para debt collector itu seketika langsung membawa korban ke sebuah kantor, yang berada di Kawasan Srengseng, Jakarta Barat.

Korban semakin panik, tak bisa berbicara lantaran ketakutan.

Dalam kondisi masih mengenakan seragam sekolah, sesampainya di sebuah kantor yang bergerak di bidang finance, ketika itu, mereka langsung memojokkan diri korban di sebuah sudut tembok kantor lantaran ketakutan.

Selama berjam-jam di kantor finance tersebut, korban mendapat perilaku yang tidak senonoh.

Bahkan korban tak diperbolehkan pulang oleh para debt collector tersebut kalau belum membayar cicilan bulanan motor matic miliknya.

Hal ini, membuat sang ibu panik dan khawatir.

Dia mendapatkan informasi apabila korban diculik para debt collector itu, korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Palmerah, sore hari.

Mengenakan pakaian putih, korban yang ketika itu datang melapor ke Polsek Palmerah dalam kondisi menangis terisak, ia langsung melapor kejadian yang menimpa putrinya tersebut.

"Ada etikanya dong harusnya. Motor saja yang diambil, kenapa anak saya juga harus dibawa-bawa ke kantor finance itu. Ya Allaaah.." kata ibu korban, sambil menangis histeris.

Ibu korban mengatakan, dia mendapat pesan dari anaknya, jika sedang berada di kantor para debt collector ganas, yang saat itu membawanya dari kawasan Palmerah.

Ibu korban telah membaca pesan singkat dari anaknya itu, membuatnya langsung lemas dan panik.

"Aku tuh sudah panik de,‎ namanya anak masih kecil. Tuh anaknya (RI), tanya aja kalau boleh dari tadi nangis melulu kan. Yah, ketakutan dia. Anak masih 14 tahun begitu kok. Yah kalaupun mau mengambil motornya silakan pakai etika lah. Anak gede begitu. Jangan beraninya sama anak-anakn kecil begitu dong," kata ibu korban.

Ibu kandung korban mengatakan, anaknya, saat itu, mengendarai sepeda motor membonceng temannya.

Di saat di tengah jalan, laju sepeda motorkorban langsung dihentikan oleh sejumlah gerombolan debt collector yang ganas.

"Iya boncengan berdua, lalu motornya dibawa debt collector. Tapi, dia dibonceng sama yang debt collectornya ke kantor. Malah, teman anak saya juga dibawa. Ini saya mau tanya ke anak saya, tapi menangis terus," katanya.

Diketahui olehnya, jika anaknya sedang ingin ke sekolahnya untuk melakukan cap tiga jari.

Dia mengatakan, selama perjalanan mendadak di tengah jalan beberapa orang memberhentikan laju motor anaknya.

"Anak saya itu mau lakukan cap tiga jari yang di SMP 61 Slipi. Bawa motor sendiri. Biasanya kan diantar sama abangnya, cap tiga jari itu ya kan perlu untuk daftar SMK 35. Akhirnya ya dia jalan sama temennya namanya putri, berduaan deh naik motor sama temannya Wahyu," katanya.

Ibu kandung korban menambahkan,"Anak saya ini cerita pas mau masuk simpang Slipi yang sepi yang mau masuk gang sekolahnya, langsung dipepet tuh sama tiga motor. Lima orang berkulit hitam ya dan kekar. Motornya dibawa, anak saya malah diboncengin muter kesana-sini naik motornya si debt collector (menangis). Makanya itu, tadi anak sayanya menghubungi kok nangis," katanya.

Korban semakin kaget, saat mendengar suara pria yang menanyakan anaknya perihal masih perawan atau tidak.

"Anak saya makin nangis. Di saat deb collector itu nanya ke anak saya masih perawan apa tak perawan, saya shock. Saya dengar kalimat itu melalui telepon. Teleponnya tiba-tiba terputus. Saya langsung dari Bekasi, macet-macetan ya ke Polsek Palmerah," katanya.

Tak lama, Polsek Palmerah yang dipimpin oleh Kapolsek Palmerah, Kompol Aryono serta para jajarannya menuju ke lokasi, dan menggerebek kantor para debt collector, yang ada di wilayah Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.

Kantor finance yang kala itu masih nampak beberapa karyawan yang bekerja, sontak kaget lantaran kedatangan anggota polisi bersenjata lengkap.

Bersama ibu korban, para anggota polisi ketika itu langsung menyelamatkan korban.

Melihat korban, yang saat keluar dari pintu ruko langsung menangis, ibunya pun berlari histeris memeluknya.

"Terima kasih Pak Polisii.. Terima kasiiih Paak. Anak saya selamaat Paak," kata ibu korban sambil menangis di hadapan Kapolsek Palmerah.

Polisi Cokok 9 Orang

Sementara itu, Kompol Aryono sebagai Kapolsek Palmerah mengatakan, pihaknya langsung mencokok sembilan orang pekerja dari dalam kantor.

Tapi, sebanyak lima gerombolan debt collector berhasil kabur.

“Saat kami datang ke kantor itu, korban pun tengah menangis di salah satu ruangan. Langsung di lokasi kami ciduk sembilan pekerja, agar dapat dimintakan keterangannya. Sementara itu lima debt collector masih diburu. Kami kejar malam ini juga. Debt collector ini meresahkan, apalagi korbannya dibawah umur. Kami masih selidiki kasus ini dulu," kata Aryono.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.