Senin, 02 Juli 2018

Bocah Tewas Ditabrak Suzuki Ertiga Saat Berada Dalam Rumah, Ternyata si Penabrak


Rini (43) pengemudi Suzuki Ertiga yang menabrak bocah hingga tewas diketahui baru 1 bulan ini mampu mengendarai mobil.

Sebelumnya Rini menabrak sebuah rumah dimana terdapat bocah laki-laki di dalamnya. Bocah itu pun tewas. 

Rini diketahui baru bisa menyetir mobil atau dapat mengemudikan mobil sebulan belakangan ini.

Karena belum mahir itulah, mobil yang dikemudikan Rini, akhirnya nyelonong dari garasi rumah Rini ke rumah usaha katering di depannya, saat Rini hendak mengeluarkan mobilnya untuk diparkir di depan rumah.

"Info dari tetangga dan pengakuan yang nabrak, dia memang baru bisa nyetir mobil dan belum lancar nyetirnya," kata Soleha (41) warga Mampang, Pancoran Mas, Depok, yang merupakan tetangga keluarga korban, kepada Warta Kota, Minggu (1/7/2018

Menurut Soleha, Rini baru dua kali mengemudikan kendaraan Suzuki Ertiganya ke luar rumah.

"Mobil itu biasanya dipakai suaminya. Tapi karena suaminya lagi keluar kota, beberapa waktu belakangan ini, mobil dibawa ibu itu," kata Soleha.

Saat kejadian, kata Soleha, Rini hendak memanaskan mobilnya dengan dikeluarkan dari garasi untuk diparkir di depan rumah.

"Sebab pesan suaminya yang lagi keluar kota, mobil mesti dipanasin kalau lama gak dipakai," kata Soleha.

Biasanya kata dia, Rini menyuruh anak laki-lakinya yang sudah pintar mengemudikan mobil untuk memanaskan mobil dan memarkirkannya di depan rumah.

"Tapi waktu itu, anaknya enggak mau, karena merasa enggak enak badan," kata dia. Karenanya Rinilah yang melakukannya.

Namun, mobil justru nyelonong ke rumah usaha katering di seberangnya dan menghantam tembok rumah hingga ruang depan dan sampingnya.

Padahal di sana ada Akso yang sedang bermain dan menonton televisi. Akso akhirnya tewas setelah sempat dirawat di RS Bhakti Yudha, di Jalan Sawangan, Depok.

Soleha mengatakan, Rini, yang menabrak Akso sebenarnya sudab rela mengeluarkan biaya operasi Rp 150 Juta untuk menyelamatkan nyawa Akso yang mengalami luka berat di kepalanya saat dirawat di RS Bhakti Yudha.

Namun sebelum operasi dilakukan, nyawa Akso keburu tak tertolong atau meninggal dunia.

"Jadi saat kejadian, Akso yang mengalami luka berat di kepala dan wajahnya, langsung dibawa ke RS Bhakti Yudha, di Jalan Sawangan, Depok. Di sana, rumah sakit tidak memiliki alat medis memadai untuk luka berat di kepala Akso. Sebab Akso harus dioperasi di kepala dan wajahnya," kata Soleha.

Karenanya pihak RS Bhakti Yudha merujuk Akso ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan, untuk dilakukan operasi. "Pihak rumah sakit Bhakti Yudha lalu menginformasikan ke keluarga korban bahwa biaya operasi di RS Fatmawati, sekitar Rp 150 Juta," kata Soleha.

Menurutnya saat itu keluarga korban langsung mengaku tak punya uang sebanyak itu.

"Tapi ibu yang nabrak Akso bilang akan tanggung jawab dan bisa sediakan uang sebanyak itu, asalkan Akso selamat. Bahkan berapapun biayanya akan diusahakan. Dia minta Akso segera dibawa ke RS Fatwamawati," kata Soleha.

Akhirnya kata dia, Akso langsung dilarikan ke RS Fatmawati. "Namun di tengah perjalanan, Akso meninggal dunia," katanya.

Saat itu kata Soleha, keluarga korban sangat terpukul, begitu juga ibu yang nenabrak Akso.

"Sejak awal yang nabrak Akso sudah merasa bersalah sekali dan mau tanggung jawab," katanya.

Karenanya pihak penabrak, tambah Soleha juga merasa terpukul dan berjanji akan menanggung semua biaya pemakaman Akso serta memberikan uang kompensasi kepada keluarga korban.

"Sepertinya uang Rp 150 Juta yang disiapkan penabrak untuk operasi Akso, kemungkinan tetap diserahkan ke keluarga. Tapi kepastiannya pihak keluarga dan pihak penabrak yang tahu," kata Soleha.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.