Sabtu, 12 Mei 2018

Kalah Pemilu, Kini Eks PM Malaysia Najib Razak Dicekal Imigrasi, Keluarga Kena Imbas, Gara-gara Ini?


Najib Razak harus menerima kekalahan.
Najib Razak ahirnya mundur dari kursi perdana menteri Malaysia.
Setelah resmi mundur dari kursi pemerintahan, Najib Razaq kembali diterpa kabar buruk.

Pihak Imigrasi Malaysia memasukan nama Najib Razaq ke dalam daftar hitam.
Ia dilarang bepergian ke luar negeri.

Pencekalan ini diumumkan secara resmi di akun Facebook, Jabatan Imigresen Malaysia.
"Jabartan Imigresen Malaysia ingin mengesahkan bahawa Dato Sri Najib Tun Abdul Razak dan Datin Sri Rosmah Mansor baru sahaja disenarai hitamkan dari keluar negara."

Rupanya, yang dicekal pihak Imigrasi untuk bepergian ke luar negeri bukan hanya Najib Razaq, istrinya pun dilarang berpegian.

Status ini sontak menuai beragam tanggapan dari netizen.
Termasuk, Najib Razak itu sendiri.

Najib Razak kemudian berkicau melalui akun Twitter-nya.
"Saya telah dimaklumkan bahawa Jabatan Imigresen Malaysia tidak membenarkan saya dan keluarga ke luar negara. Saya menghormati arahan tersebut dan akan bersama keluarga dalam negara," kicau Najib Razak.

Lalu, mengapa Najib Razak sampai dilarang ke luar negeri?
Tentu ada sebuah alasan kuat atas kebijakan tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, Najib Razaq diduga terlibat dalam kasus korupsi.
Sebelum Pemilu Malaysia digelar, ia dituding korupsi atas penjarahan dana perusahaan investasi negara, yakni 1Malaysia Development Berhand.

Kasus korupsi ini bahkan menjadi berita yang menghobehkan dunia.
Kasus inilah yang memungkinkan menjadi penyebab Nazib Razaq dilarang ke luar negeri.

Tudingan Skandal 1MDB

Dilansir AFP, Najib merupakan putra dari pendiri negara Malaysia.
Dia menampilkan dirinya sebagai reformis ketika berkuasa pada 2009.

Pada masa jabatan kedua pada 2013, perusahaan pendanaan 1MDB dibentuk oleh Najib untuk mempromosikan pembangunan ekonomi.
Namun, justru terpeleset ke dalam lubang utang yang besar.

Kisah raibnya dana di 1MDB meledak pada 2015 ketika dilaporkan oleh The Wall Street Jounal yang menerbitkan sebuah dokumen.

Dokumen itu diduga merupakan bukti perdana menteri telah menerima 681 juta dollar AS ke rekening pribadinya.
Najib dan manajemen 1MDB secara konsisten membantah melakukan kesalahan.

Kementerian kehakiman AS melayangkan gugatan perdata untuk berupaya menyita 1,7 miliar dollar aset mulai dari real estate hingga karya seni, yang diduga dibeli dengan uang yang dirampas dari 1MDB.

Dalam konferensi pers pada Kamis (10/5/2018) dini hari, Mahathir ditanya mengenai tindakan yang akan dia ambil terhadap dugaan skandal terhadap Najib.
"Kami tidak balas dendam. Yang kami ingin lakukan adalah mengembalikan aturan hukum," ucapnya.

"Jika ada yang melanggar hukum, termasuk jurnalis, mereka akan diseret ke pengadilan," imbuhnya.

Skandal 1MDB mungkin telah menjadi berita utama internasional, tapi di jantung pedesaan Malaysia, itu bukan masalah paling penting.

Banyak pemilih dari desa yang mengaku kesulitan menghadap biaya hidup yang terus meningkat.


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.